Slamet Ariyadi, bocah berumur 8 tahun penderita hydrocephalus, terpaksa memperoleh perawatan minim akibat orang tuanya tidak memiliki biaya untuk pengobatan. Anak yatim ini hanya dirawat ibunya, Suamah, seorang diri, di rumahnya yang berada di RT 2 RW 1 Desa Bungo Kecamatan Wedung.
Menurut Suamah, semua harta bendanya sudah habis dijual untuk pengobatan Slamet. Iapun kini tak bisa berbuat banyak terlebih suaminya sudah tiada. “Saya sudah tak punya uang. Kini saya pasrah. Semua saya serahkan kepada Yang Kuasa,” kata Suamah.
Kondisi Slamet sendiri saat ini memang kian memprihatinkan. Pertumbuhan tubuhnya terhambat oleh selang yang dipasang di kepala bagian belakang sebelah kanan hingga ke saluran kandung kemih. Selang itulah yang kini justru menjadi penghambat.
Suamah mengatakan, sebelumnya Slamet memang sempat menjalani operasi pengambilan cairan beserta pemasangan selang di Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang. Saat itu umurnya masih 15 bulan. Semestinya selang yang dipasangkan itu hanya berfungsi efektif hingga Slamet berumur 5 tahun. Namun, ketiadaan biaya membuat operasi penggantian selang urung dilakukan.
Akibatnya, selang yang membujur dari kepala, leher, dada, hingga perut itupun menimbulkan masalah baru. Slamet menjadi susah bernafas. “Setiap kali bernafas, terdengar dengkuran yang cukup keras. Kedua kaki dan tangan Slamet juga menjadi saling terlipat dan tidak dapat digerakkan,” ungkap Suamah.
Untuk itu Ara-KLik Bantu Mereka membuka rekening untuk biaya pengobatan dan Operasi Slamet Ariyadi, Bagi siapa saja darmawan ataupun yang membaca di forum ini salurkan donasi anda di
https://ara-klik.indonesianforum.net/donasi-f20/salurkan-donasi-anda-di-sini-t8.htm Semoga apa yang anda berikan bermanfaat bagi keluarga Saumah.